Sebelumnya harap dimaklumi bahwa yang saya catat berikut ini adalah sisi-sisi kesalahan, kekurangan, keanehan dan pelajaran yang dapat saya ambil dari perjalanan haji tahun 1432 H. Adapun hal-hal yang benar atau sudah sesuai dengan prosedur tidak saya tulis di sini. Sebagai catatan bahwa perjalanan haji saya tahun ini adalah sebagai TPHD (Tim Pemandu/Pemantau Haji Daerah) Provinsi Jawa Barat dan ditugaskan membantu jama’ah haji kloter 35 daerah asal Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Harapan saya semoga kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak terus terulang pada penyelenggaraan haji pada tahun-tahun yang akan datang.
1. Banyak jama’ah haji yang tidak mengerti bersuci dari najis dan hadats. Terlihat jelas dari banyaknya jama’ah haji yang tidak melakukan thoharoh bahkan tidak thoharoh sama sekali saat di pesawat dan di padang pasir ketika bus pengangkut jamaah dari Madinah menuju Makkah berhenti di tepi jalan raya di tengah padang pasir padahal sarana untuk bersuci tersedia, di pesawat ada air, dan di padang pasir banyak batu dan pasir... Dugaan saya KBIH tidak memberikan bimbingan secara detil dalam masalah ini. Padahal sholat menjadi tidak sah apabila tidak dipenuhi syarat thoharoh dengan cara yang benar, dan perjalanan jama’ah adalah perjalanan suci menjalankan rukun Islam yang ke lima
2. KBIH terlalu mudah berijtihad untuk melakukan sholat lihurmatil waqti (sholat karena menghormati waktu) {sholat lihurmatil wakti adalah sholat yang dilakukan dalam kondisi tidak memungkinkan terpenuhinya syarat-syarat sholat berupa thoharoh dari hadats atau najis, sholat dilakukan pada waktunya akan tetapi wajib diulang lagi “I’adah” di luar waktu sholat tersebut setelah dapat melakukan thoharoh} dengan alas an-alasan sebagaimana tersebut pada nomor 1, padahal najis dapat dibersihkan langsung setelah buang hajat dan tayammum dapat dilakukan karena tidak berada di dalam pesawat bahkan sedang berada di padang pasir.
3. Jama’ah sama sekali tidak mau meninggalkan sholat arba’in di Masjid Nabawi dengan alasan sakit atau alasan apapun. Akibatnya banyak yang sekitnya bertambah parah dan pada saat menjalankan manasik haji yang menjadi tujuan utamanya kondisinya semakin parah, harus ditandu atau didorong di atas kursi roda oleh jama’ah lain ketika perjalanan menuju makkah, saat thowaf dan sa’I, ketika wukuf di Arofah, saat menuju Muzdalifah, di Mina dst, dan akhirnya sebagian manasik yg dapat diwakilkan seperti melempar jumroh tidak dilakukan sendiri. Padahal sholat arbain hukumnya sunnah bukan wajib, hukum sunnahnya sholat arba’in tersebut dengan hadits berikut:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم قال من صلى في مسجدي أربعين صلاة لا تفوته صلاة كتبت له براءة من النار وبراءة من العذاب وبرىء من النفاق رواه أحمد ورواته رواة الصحيح والطبراني في الأوسط وهو عند الترمذي بغير هذا اللفظ
Dari Anas bin Malik ra, dari Nabi saw bahwa beliau bersabda: barangsiapa sholat di masjidku empat puluh sholat tidak terlewat satu pun, akan ditetapkan selamat dari neraka dan bebas dari adzab serta kemunafikan. Hadits riwayat Ahmad dengan perowi shohih, juga Thobaroni dalam Al-ausath, hadits ini diriwayatkan oleh Turmudzi dengan ungkapan lain.
4. Sering telatnya hantaran Catering makan ketika di Madinah, hal ini tampaknya diakibatkan oleh over capacity para pemenang tender (kalau penyedia makan ditentukan dengan tender). Sementara tempat tinggal jamaah yang ditangani berada di hotel yang berbeda-beda dan dengan jarak yang tidak berdekatan. Keterlambatan ini berakibat busuknya sebagian lauk pauk, atau tidak dimakan karena catering datang setelah jamaah sudah tidur malam.
5. Banyak sopir-sopir bus yang menghantarkan jama’ah ke tempat-tempat tujuan mereka namun belum mengenal medan, mereka mengaku baru dan dikontrak hanya untuk waktu 2 bulan saja. Hal ini sering mengakibatkan nyasarnya bus dan terpisahnya mereka dengan rombongan yang lain bahkan berakibat tidak dapat terpenuhinya sholat arbain (mengingat bahwa keberadaan jama’ah haji di Madinah hanya selama 40 kali sholat fardhu), hal ini memancing emosi jama’ah yang sama sekali tidak mau ketinggalan arbain, jamaah marah-marah sementara sopir tidak mengerti factor bahasa.
6. Marah-marahnya jama’ah dapat saya maklumi ketika belum masuk manasik haji, kesedihan saya bertambah ketika hal itu terjadi pada perjalanan Arofah menuju Muzdalifah, dan lebih meledak lagi emosi mereka pada saat di Mina menunggu bus jemputan menuju hotel penginapan di Makkah, dan lebih-lebih lagi pada saat merasakan macetnnya kota Makkah saat nafar. Jamaah dibawa berputar-putar karena jalur mobil banyak dialihkan. Bertengkar dan bentak-bentak dilakukan jamaah saat itu padahal dilarang oleh Al-Qur’an:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُواْ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللّهُ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
7. Emosi jamaah lebih diakibatkan karena ketidak tahuan.. mereka menyangka sopir tidak tahu medan sehingga dibawa nyasar, padahal saat itu ada pemandu (Muthowwif) yang diambil dari anak-anak asli daerah Makkah yang sudah hafal jalan-jalan kota Makkah. Muthowwif berkali-kali ditanya oleh sopir-sopir mobil pribadi yang merupakan jamaah haji Arab non Makkah atau non Saudi dan kemudian menjawabnya dengan bahasa Arab tentunya, namun disangka oleh jama’ah Muthowwif pun tidak tahu jalan sehingga bertanya-tanya kepada sopir-sopir.
8. Media massa Saudi televise, radio dan Koran, menyanjung-nyanjung rajanya setinggi langit karena pelayanan terhadap tamu-tamu Allah, hal inilah mungkin yang mengakibatkan tidak pekanya kerajaan terhadap permasalahan haji dari tahun ke tahun, saya punya banyak kritik terhadap pemerintah Saudi dalam penyediaan sarana jama’ah diantaranya sebagai berikut:
a. Ada beberapa MCK di padang Arofah yang airnya tidak tersedia, padahal jumlah jama’ahnya yang mendapatkan jatah MCK tersebut lebih dari 5000 orang. Hal ini mengakibatkan banyaknya jamaah yang buang air kecil atau besar dan tidak disiram sehingga menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak sepatutnya, dan lebih dari itu tidak sucinya sebagian jamaah yang tidak mengerti bersuci dengan selain air.
b. Antrian catering di Arofah yang sangat panjang dan lama karena dilakukan dengan system prasmanan, sehingga terganggunya ibadah di tempat yang sangat sacral tersebut. cara prasmanan tentunya menguntungkan pengusaha catering karena dapat menghemat tenaga.
c. Sangat tidak layaknya MCK di Mina dari sisi jumlah dan tempat. Jumlahnya tidak lebih dari 30 kamar untuk dipakai 5000 an orang, hal ini mengakibatkan antrian panjang di setiap saat apa lagi saat-saat menjelang sholat. Tempatnya yang menyatu antara jama’ah laki dan perempuan, sehingga tidak ada hijab. Padahal jama’ah perempuan Indonesia punya kebiasaan membuka aurat saat antri.
d. Mina yang menjadi lautan sampah, terutama ketika hujan besar turun. Hal ini karena kurangnya petugas sampah atau kurangnya management kebersihan.
e. Tidak adanya hijab antara jamaah laki dan jamaah perempuan di tenda-tenda Mina, sehingga jamaah perempuan kesulitan berganti pakaian, atau jika tetap berganti pakaian maka dilakukan dapat dilihat oleh laki-laki yang bukan mahromnya. Hijab ini sangat mungkin disediakan jika KBIH atau ketua rombongan melakukannya, jadi penyebabnya lebih karena tidak pekanya KBIH atau pengurus kloter.
9. Ada kejadian aneh:
Di Mina kurang lebih 7 orang hendak melaksanakan sholat asar berjamaah di luar tenda, melihat mereka salah kiblat, sayapun mengingatkan agar mereka merubah sajadahnya agar sholatnya menghadap kiblat secara benar. Namun orang yang berdiri sebagai imam bukan menerima pengingatan saya, justru emosi dan marah menganggap saya bodoh tapi sok tahu… dia mengatakan bahwa Makkah itu semuanya tanah haram, dan sholat di tanah haram menghadap ke manapun benar. Apa kamu tidak lihat bagaimana di Masjidil Haram, orang sholat ada yang menghadap ke timur, barat, utara, selatan? Katanya dengan nada keras dan marah.
10. Karena gengsi, mewakilkan dalam melempar jumroh.
Ada seorang jamaah, beliau pejabat tinggi di daerahnya. Sebelum subuh hari kedua diam-diam meninggalkan kemah di Mina dan rombongan menuju jamarot untuk melempar. Setelah kembali ke kemah dan menyampaikan kepada ketua KBIH bahwa dia sudah melakukan lempar ke tiga jamarot, sang istri ketua KBIH yang berada di sampingnya menjawab bahwa melempar sebelum subuh itu tidak sah. Dia pun tersinggung dan karena gengsi dia minta tolong salah seorang pengurus kloter untuk mewakilinya. Padahal kondisi sang pejabat tersebut kuat dan sehat.
11. Marah-marah di Mina sampai menempeleng orang maktab.
Karena keterlambatan datangnya bus yang dijanjikan pihak maktab untuk meninggalkan Mina (nafar awwal), seorang pengurus kloter di maktab 19 menempeleng seorang pengurus maktab, dan ketika datang bus yang seharusnya diperuntukkan jama’ah kloter 35 dari kabupaten Kuningan, dia pun dengan membawa koper yang tampak berat memaksa masuk dan tidak mau menunggu bus berikutnya. Allah menghukumnya, karena dengan emosi yg belum juga reda, berada di dalam bus berjalan lambat karena macet serta berputar-putar tidak segera sampai tujuan, dia pun turun. Dengan membawa koper beratnya dia harus berjalan kaki lebih dari 5 km untuk menuju hotel penginapannya.
12. Karakter aslinya tampak.
Sebelum menunaikan haji, dan pada awal memulai haji, jama’ah tampak santun, sabar, dan tampak saling tolong menolong antar jama’ah. Namun setelah kondisi tubuh mereka letih ditambah dengan situasi jalanan kota Makkah yang macet, keluar juga karakter asli mereka. Ada yang menggerutu sepanjang perjalanan, ada yang membentak-bentak dengan berteriak-teriak dll, dan ketika turun dari bus, tidak tampak lagi tolong menolong seperti yang mereka lakukan sebelum hingga awal menunaikan ibadah haji, kecuali yang mendapat rahmat Allah tentunya. Sehingga tidak sedikit manula yang ditinggal berjalan sendiri dengan membawa tas koper yang rata-rata cukup berat. Lumayan juga saat itu saya dapat membawakan milik 3 manula, sehingga ditambah koper sendiri menjadi 4 koper yang dapat saya bawa.
13. Begitulah orang Saudi.
Ada banyak cerita kebaikan para dermawan Arab, dengan memberikan jamuan makan gratis untuk jamaah haji, ada pula pemilik hotel yang memberikan jamuan makan 2 kali sehari untuk penghuninya. Namun hotel tempat saya menginap grup Al-Ashil: selang air kamar mandinya pecah, air kamar mandi meluber keluar hingga masuk ke kamar tidur, berkali-kali dilaporkan kepada petugas hotel namun 2 minggu baru ada respon untuk diperbaiki. Spray kasur dan sarung bantal pun, tidak pernah diganti atau dicuci selama kami tinggal yaitu 30 hari. Banyak pula yang materialistis tidak punya kepedulian, namun bisa jadi human error karena seluruh hotelnya penuh tak tertangani oleh karyawan yang dimilikinya.
14. Mencium hajar aswad dengan berdesak-desakan, dorong-dorongan.
Hal ini menunjukkan besarnya kecintaan kaum muslimin terhadap syi’ar-syi’ar islam, namun disayangkan bila ibadah yang hukumnya sunnah ini harus dilakukan dengan melakukan yang harom dengan menyakiti orang lain.
15. Komet atau bintang jatuh ke Masjidil Haram
Pada saat saya melakukan thowaf sunnah tengah malam, saya melihat bintang jatuh pelan dari langit menuju Masjidil Haram, bintang tersebut cukup besar sebesar bola tenis, begitu jelas karena berbentuk bola api, namun yang mengherankan adalah ketika sampai di atas Masjid kira-kira di atas halaman yang ke arah mauled Nabi, bintang tersebut habis atau hilang.
16. Do’aku yang kupanjatkan dengan kondisi paling khusyu baik ketika berhasil masuk Roudhoh di Masjid Nabawi maupun ketika di Multazam dengan menempel seperti cicak adalah:
اللهم بارك أخوتنا ووفق قادتنا وأيد بالحق مرشدنا ومراقبينا في كل الأقطار وعجل لنا عودة الخلافة الإسلامية واجعلنا من العاملين لذلك وتوفنا على ذلك وأنت راض عنا
Dan dari do’a tersebut yang paling menyentuh adalah : وعجل لنا عودة الخلافة الإسلامية
Hal ini karena saya merasakan terkalahkannya kemegahan Masjidil Harom oleh gedung-gedung pencakar langit di sekelilingnya, juga jarang tampilnya imam-imam masjidil haram yang memiliki bacaan menyentuh kalbu.
17. Makna Haji.
Alangkah kagetnya saya mendengar ucapan seorang jamaah yang mengatakan: apa artinya haji ini sebenarnya, kok begini-begini saja. Lebih terasa jalan-jalannya seperti rekreasi, bahkan rekreasi lebih mendingan karena biasanya ketempat yang sejuk dan indah.
Tampaknya banyak jamaah yang tidak dapat memahami arti haji dimana dengan pakaian dan niat ihrom pada tanggal 9 Dzul Hijjah wukuf di Arofah, kemudian ke Muzdalifah, lalu menuju Mina dan mbalang jumroh Aqobah para hari Nahar, lalu Thowaf ifadhoh terus sa’i kemudian tahallul, juga mabit di Mina dan mbalang 3 jamarot pada hari kedua, ketiga, juga ke empat ‘ied bagi yang nafar tsani. Apalagi seperti sa’i, dilakukan di dalam gedung ber AC dan kipas angin.
Ibadah haji adalah ibadah napak tilas keluarga Ibrohim ‘alahissalam… kaum muslimin secara jasadi dipaksa menapaki apa yang dilakukan oleh beliau dan Hajar istrinya serta Isma’il anaknya. Maka seharusnya setiap muslim menjadikannya sebagai tauladan dalam hidupnya.
Sa’i misalnya: adalah napak tilas Hajar ibunda Ismail as. Yang setidaknya menjadi contoh bagi kita tentang kewajiban berusaha dan mengingatkan bahwa hasilnya adalah dari Allah SWT. Beliau berlari-lari dari Shofa ke Marwa dan kembali lagi ke Shofa bolak-balik sampai tujuh kali untuk mencari air di sana namun tiada hasil, tetapi Allah memberikannya di bawah kaki Ismail anaknya yang sampai sekarang sumbernya melimpah tidak kurang meski diminum berjuta-juta manusia.
Dan demikianlah Ibrohim itu tauladan bagi kita semua, beliau menjalankan semua perintah Allah dengan sempurna sehingga beliau diangkat olehNya menjadi pemimpin ummat manusia. Pemimpin yang punya visi jauh ke depan sehingga mempersiapkan anak keturunannya siap menjadi pengganti dan penerusnya.
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji(^) Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan
Menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku".(^) Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim". (Albaqoroh 124) (^) Ujian terhadap Nabi Ibrahim a.s. di antaranya: membangun Kakbah, membersihkan Kakbah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz dan lain-lain. (^) Allah telah mengabulkan doa Nabi Ibrahim a.s., karena
banyak di antara rasul-rasul itu yang keturunan Nabi Ibrahim a.s.
Ibrohim adalah pemimpin yang hidupnya hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT, senantiasa berusaha dan berfikir untuk kepentingan masyarakatnya baik keamanannya, kenyamanannya hingga kesejahteraannya.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (Albaqoroh 126)
Contoh dan ketauladanan Ibrohim sangat banyak sekali, dapat kita baca di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang sudah banyak ditulis oleh para ulama.
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاء مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن شَيْءٍ رَّبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami
ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:(^) "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi
kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali, AlMumtahanan: 4
(^) Nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah: Ini tidak boleh ditiru, karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surah ayat 48).
18. Ada jama’ah haji yang meminta agar saya bersama Pesantren Husnul Khotimah Kuningan Jawa Barat membuka KBIH, hal ini karena beliau merasakan kurangnya perhatian KBIH yang ada dalam masalah ubudiyah. Beliau banyak mencatat masalah-masalah tersebut dalam buku catatannya dari masalah thoharoh, sholat, hijab hingga pakaian ihrom.
19. Alumni Pesantren Husnul Khotimah yang study di Timur Tengah banyak yang menjadi TEMUS (tenaga musiman) sebagai pegawai haji, mereka mendapatkan gaji yang lumayan disamping dapat menjalankan ibadah haji. Gaji yang mereka dapatkan lumayan besarnya sehingga bisa membantu mereka menyelesaikan atau melanjutkan study mereka bahkan ada pula yang dapat dipakai untuk bekal mereka menikah sepulang dari Timur Tengah ke tanah air. Mereka secara umum dikenal sangat baik dan rajin oleh atasannya, hal ini tentu membanggakan hati saya. Setelah saya berinteraksi dengan TEMUS lain, banyak perbedaan yang saya lihat bahkan sebagiannya sangat mencolok bila dibandingkan dengan para alumni Husnul Khotimah. Ada yang bicaranya sangat kasar, bahkan penghuni kebun binatang pun begitu mudah meluncur dari dalam mulutnya ketika ada yang tidak sesuai dengan keinginannya tentu selain kebulan asap rokok yang tak henti-hentinya.
20.